Social Icons

16 May 2011

DOA MARIAL: MENATAP UNTUK MENJADI SERUPA


Mengapa tidak berdoa langsung kepada Yesus Kristus? Apa gunanya melalui Bunda Maria terlebih dahulu? Kalau ada sesuatu yang ingin saya mohon, saya lebih suka memohon kepada Yesus sendiri. Berdoa kepada Maria hanya membuat kehidupan lebih rumit.
Begitulah reaksi sejumlah orang bila mereka ditanya mengenai doa marial. Supaya dengan lebih baik kita bisa menjawab keberatan-keberatan ini, saya kira perlu terlebih dahulu memperluas pembicaraannya, menggali persoalan lebih dalam. Sebelum mempersoalkan kepada siapa kita berdoa, perlu kita menjawab pertanyaan: apa itu berdoa?
Berdoa itu lebih daripada meminta…

Ibu Magda mempunyai dua putri, Pauline dan Monika. Kedua-duanya sudah menikah dan berumah tangga tidak jauh dari rumah orangtuanya. Setiap kali bila Ibu Magda melihat putrinya Pauline datang ia bertanya dalam hati: “Apalagi yang akan dia minta kali ini?” Dari pengalamannya, Ibu Magda tahu bahwa Pauline hanya datang bila ada sesuatu yang tidak beres, bila ia tiba-tiba melihat bahwa gula di rumahnya sudah habis, atau salah menghitung porsi daging untuk tamu-tamunya, atau bila tidak ada lagi cukup uang dalam dompetnya untuk menyewa kaset video sebagaimana dijanjikan kepada anak-anaknya!


Lain sekali dengan Monika. Memang, mula-mula ia juga datang terutama untuk meminya sesuatu. Namun lama-kelamaan pertemuan-pertemuan mereka berubah, mencapai suatu kedalaman tertentu. Bila datang kerumah, Monika suka bercerita berbagai macam hal, tetapi terlebih ia mendengarkan. Ia suka mendengarkan kisah-kisah ibunya tentang pengalaman hidup, bagaimana ia menghadapi krisis pertama antara suami-istri, atau penyakit anak ini dan itu, bagaimana ia menghadapi pemberontakan anak-anaknya pada waktu mereka puber dan remaja. Dalam pertemuan-pertemuan itu Monika tidak hanya semakin mulai mengenal siapa ibunya, tetapi juga apa yang menggerakkannya, apa yang menjadi landasan hidupnya dan nilai-nilai yang mendorong dia dan yang masih menopang dia hari demi hari. Tentu saja Monika masih juga meminta berbagai macam pelayanan ibunya; tetapi, apa yang terutama ia terima sekarang ialah suatu seni hidup, kebijaksanaan untuk semakin matang, suatu cara untuk dapat berhasil dalam relasi dengan suami, dengan anak-anaknya, dengan mertua dan family suaminya. Monika melihat dalam ibunya seorang yang ia kagumi, yang berhasil sebagai manusia, sebagai istri, sebagai ibu. Seorang yang langkahnya ingin ia ikuti.

No comments: