Social Icons

27 February 2011

PERAN GURU BERGESER

ROLE of TEACHER

Gambaran yang kental tentang sekolah konvensional yang baku dan kaku harus mampu bermetamorfasa menjadi institusi sistemik organic, dengan ciri-ciri fleksibel-adaptif dan kreatif-demokratis. Sifat sistemik-organik merujuk pada sekumpulan proses yang bersifat interaktif yang tidak dapat dilihat sebagai hitam-putih belaka, tetapi interaksi-interaksi yang terjadi harus dilihat sebagai satu bagian dari keseluruhan interaksi yang ada.


Lembaga pendidikan juga harus bergerak fleksibel-adaptif yang mengedepankan proses learning dan bukannya teaching yang mudah menjerumuskan pada “guru centris”. Peserta didik harus dirangsang untuk membangun motivasi agar mempunyai budaya belajar sepanjang hayat life long learning.

Sifat kreatif-demokratis, menjadi roh dunia pendidikan yang pada hakekatnya memberikan pencerahan pada umat manusia dari kebodohan dan kemiskinan. Oleh karena itu lembaga pendidikan agar tidak terjerembab pada kondisi stagnasi yang mengarah pada serba baku dan kaku, maka perlu adanya sentuhan sesuatu yang baru dan orisinil.

Lebih jelasnya lembaga pendidikan “sekolah” telah bermetamorfosa menjadi wadah generasi learning society. Dalam konteks ini sekolah harus menempatkan diri menjadi pusat berlatih menalar, berlatih mengembangan dan kemampuan berpikir kritis.

Menurut pendapat R. Miller (2006), sekolah di belahan dunia manapun tidak mungkin lagi terpaku pada model pembelajaran masyarakat agricultural (pertanian) yang masih mengutamakan transfer pengetahuan dan menempatkan dirinya sebagai kawah candradimuka untuk perubahan perilaku yang pegang kendalinya masih didominasi guru. Sementara pada era industrialisasi peran dunia pendidikan lebih diarahkan pada penyiapan tenaga kerja berketerampilan tinggi dimana tuntunan pembelajaran mulai “menggeser peran guru dari semula sangat dominan” menuju pada otonomi para peserta didik.

Pada era sekarang ini-Abad 21-ketika peradaban telah mengarah pada learning society “masyarakat pembelajar” yang ditandai dengan ketersediaan fasilitas belajar yang tidak ditemukan pada era-era sebelumnya maka peran guru relatif terancam jika masih berpegang pada paradigma di atas. Pada era TIK marak dengan lahirnya berbagai teknologi yang sangat memudahkan dalam mencari dan mengolah informasi seperti world wild web (www), animasi, video, serta multi media interaktif lainnya.

Oleh karena itu, profesi guru yang selalu dikaitkan dengan kompetensi pedagogi dan keterampilan mentransfer pengetahuan harus dimaknai ulang. Peran guru karena adanya berbagai kemudahan itu bergeser pada kompetensi men-delivery topik-topik pembelajaran menjadi kemasan materi yang menarik dalam bentuk multi media. Bahkan dalam konteks tertentu buku-buku teks juga harus bermetamorfasa menjadi buku elektronik (e-book) yang idealnya dapat diakses oleh siapapun, dimanapun, dan kapanpun juga karena tidak adanya sekat-sekat ras, tempat, dan waktu.

Meski demikian, bukan berarti sosok guru dihadapan peserta didiknya tidak dibutuhkan lagi. Guru masih mempunyai tanggung-jawab untuk mempromosikan soft-skill seperti nilai-nilai kejujuran, toleransi, tepa seliro, semangat untuk berprestasi puncak, kerjasama, sopan santun, disiplin, kontrol diri dsbnya.

Jadi, peran guru dalam era learning society adalah lebih diutamakan pada kompetensi memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran serta kemampuan para pendidik dalam mentransfer nilai-nilai kehidupan pada setiap peserta didiknya.




---ooOoo---

1 comment:

Anonymous said...

bagus sekali pak

Nobertus Ruruk
9b